Alam merupakan hal utama yang perlu menjadi sudut perhatian untuk di respon atau ditanggapi. Ekosistem hayati mikrokosmos serta makrokosmos merupakan hubungan interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Keanekaragaman yang menunjukan seluruh variasi interaksi antara makhluk hidup dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya. Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis. Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Sehingga perlu sebuah sentuan ideal yang seimbang agar kelangsungan hidup dapat bertahan dengan semestinya.
NGURUG TELO merupakan ungkapan kesinambungan antara fenomena hayati
dengan konsep hidup manusia yang ideal. Sebuah fenomena ganjil yang
perlu ada tanggapan serta sudut pandang untuk diteliti sebab akibatnya.
Ngurug telo (istilah jawa) mempunyai arti sempit menutupi celah dari
tanah yang tandus, dalam arti luas dan falsafati hal ini bisa dijabarkan
sebagai tindakan solusi dari sebuah permasalahan hidup entah dalam
hubungan sosial, religius, politik, ekonomi, atau berbudaya.
Harapannya dari ungkapan kata NGURUG TELO dapat membawa imajinasi yang dalam serta menghantarkan konsep berfikir dan penghayatan serta bertindak kedalam solusi yang tepat. Sehingga apa yang menjadi celah atau menyebabkan celah dari ketandusan dalam fenomena hayati dapat mecapai nilai ideal mencapai kesuburan serta kelestarian.
Harapannya dari ungkapan kata NGURUG TELO dapat membawa imajinasi yang dalam serta menghantarkan konsep berfikir dan penghayatan serta bertindak kedalam solusi yang tepat. Sehingga apa yang menjadi celah atau menyebabkan celah dari ketandusan dalam fenomena hayati dapat mecapai nilai ideal mencapai kesuburan serta kelestarian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar